Sutradara
adalah seorang pemimpin dalam pementasan sebuah drama atau teater. Sutradara
merupakan sumber kekuatan yang sangat menentukan keberhasilan pentas drama.
Tugas seorang sutradara adalah menentukan motif karya lakon, menentukan pemain,
serta merencanakan cara dan teknik pentas. Pemain yang tepat untuk peran
tertentu akan membuat peran menjadi lebih berkarakter. Dengan mengatur jalannya
cerita, sutradara membuat drama menjadi lebih hidup sesuai dengan yang
diinginkan oleh penonton. Penonton bisa terkesan, terbawa perasaan, tidak sabar
untuk mengetahui penyelesaiannya, dan gandrung pada drama itu.
Sutradara
memiliki tugas dan tanggung jawab yang berat. Di lapangan seorang sutradara
berperan sebagai manajer, kreator, dan sekaligus inspirator bagi
anggota tim produksi dan para pemeran. Peran yang sedemikian besar mengharuskan
sutradara memahami benar konsep cerita, memahami situasi lingkungan maupun
psikologis para pelibat produksi, dan juga harus memahami bagaimana menjalin
hubungan yang baik dengan semua pelibat produksi.
Ibarat
tubuh manusia, sutradara adalah otaknya, dan yang lain adalah seluruh
anggota badan. Otak memerlukan anggota badan untuk mewujudkan gagasan, badan
memerlukan otak untuk mengendalikan.
Tugas
Sutradara
Tugas
seorang sutradara adalah menerjemahkan atau menginterpretasikan sebuah
skenario dalam bentuk imaji/gambar hidup dan suara.
Pada
umumnya, seorang sutradara tidak merangkap sebagai produser, meskipun di
Amerika cukup banyak sutradara yang merangkap produser seperti beberapa kali Clint
Eastwood merangkap sutradara, pemain sekaligus produser.
Pada umumnya, apa pun bentuk produksi
audio visual selalu terbagi menjadi tiga tahap, yakni:
- Praproduksi,
- Produksi atau shooting,
- Pascaproduksi.
Tugas sutradara adalah pada tahap
produksi. Namun bukan berarti sutradara tidak perlu mengetahui aspek
praproduksi dan pasca produksi. Pemahaman praproduksi akan mencegah sikap
arogan dan tuntutan yang berlebih atas peralatan dan aspek-aspek penunjang
produksi yang notabene merupakan tugas tim praproduksi.
Misalnya, sutradara tidak terlalu
menuntut disediakan pemeran yang honornya mahal apabila ia menyadari bahwa
tim budgeting tidak menganggarkan dana berlebih untuk honor pemeran. Pemahaman
pascaproduksi akan mencegah sutradara menginstruksikan pengambilan gambar
dengan komposisi atau angle yang penyambungannya mustahil dilakukan oleh
editor.